Jakarta, SatukanIndonesia.Com – Kondisi demokrasi era Presiden Jokowi di periode kedua lebih buruk dibanding era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Hal itu disampaikan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo dalam menyikapi isu perpolitikan yang berkembang belakangan ini.
Awalnya ia menyinggung masa reformasi yang ditandai dengan lengsernya Soeharto. Setelah itu, kualitas demokrasi Indonesia terus membaik.
“Tahun 90 itu mulai final zamannya Pak Harto baru kita beralih kepada demokrasi. Di situlah Pak Harto jatuh karena demokrasi, ingat kita kan. Demokrasi kita mulai naik lagi pelan-pelan menata dengan lelah sampai dengan terpilihnya SBY mulai naik dan paling puncak demokrasi kita paling tinggi di internasional pada saat pak Jokowi 2014 dipilih sebagai Presiden,” kata Gatot di kawasan Jakarta Pusat, sebagaimana dilansir Kumparan, Jumat (24/11).
“Tapi ketika tahun 2020 pelan-pelan menukik dan sampai justru sekarang ini kondisinya lebih jelek demokrasinya (daripada) pada saat zamannya Pak Harto,” tambah dia.
Tak hanya itu, Gatot menyebut kondisi ekonomi Indonesia juga buruk karena situasi global. Dan dikhawatirkan akan berdampak ke segala aspek.
“Kemudian sama-sama kita melihat bahwa kondisi ekonomi kita ini bukan baik-baik saja secara internasional maksudnya, kita juga krisis. Apabila terjadi krisis ekonomi pada puncaknya dan bersamaan dengan krisis demokrasi, itu hukum alam akan terjadi, akan terjadi keributan,” ucapnya.
Karena itu, eks Panglima TNI itu menyebut KAMI akan tetap memberikan kritik yang berguna untuk pemerintah.
“Maka KAMI ada di sini menjadi penengah agar jangan sampai itu terjadi dan berikan kritik-kritik mungkin pedas, tapi tujuan kami adalah untuk menyelamatkan Indonesia ini,” tandasnya. (***)